Pages

Selasa, 30 November 2010

the sacred dance "Bedhaya Ketawang"


beberapa waktu yang lalu saat liburan saya pergi ke Keraton Surakarta Hadiningrat di Solo. memeang sebenernya udah lama banget saya pengin kesana,tapi baru kesampean setelah sekian lama. kebetulan saat itu di Keraton sedang ada acara JUMENENGAN yaitu hari peringatan diangkatnya raja keraton atau Pakubuwono. yang saya nantikan adalah puncak acara tersebut yaitu ditampilkannya tarian sakral keraton yang bernama Bedhaya Ketawang, o ya,, acara itu memang bersifat umum tapi setiap yang datang dan memasuki kawasan dalam keraton harus make' pakaian adat jawa yaitu beskap lengkap untuk pria dan untuk wanitanya pakai kemben dan gelungan, dan juga yang paling wajib dikenakan yaitu "samir" hampir mirip dasi gitu lah.

sebetulnya sih tarian Bedhaya Ketawang itu ditampilkan tidak hanya pas Jumenengan aja tapi juga setiap hari selasa kliwon(perhitungan jawa) atau orang2 biasa menyebutnya anggara kasih (anggara=selasa, kasih=kliwon), dimana setiap hari selasa kliwon di Keraton Surakarta rutin diadakan acara Anggara Kasihan, tetapi tetep tampil resminya waktu jumenengan tadi. tarian tersebut ditarikan 9 orang penari, dimana semua penari itu syaratnya harus benar-benar masih perawan thing-thing. durasi tarian tersebut lumayan lama yaitu sekitar 2 jam, bayangin aja harus menari nonstop hampir 2 jam,, pasti pegel hehe. yang menarik lagi ada alasan kenapa kok jumlah penarinya ganjil yaitu 9 orang, konon pada saat tarian berlangsung kadang-kadang Kanjeng Ratu Nyai Roro Kidul sang penguasa laut selatan yang juga masih ada kaitannya dengan keraton Surakarta akan datang untuk ikut menari dan menggenapi jumlah penari menjadi 10 orang, yah percaya nggak percaya sih kan namanya juga Local wisdom.

0 komentar:

Posting Komentar