Pages

Sabtu, 29 Januari 2011

Beberapa takhayul ala jepang

1. Tabeta ato, sugu yoko ni naruto, ushi ni naru!

Arti dari kalimat di atas adalah: "Kalau habis makan langsung rebahan bisa jadi sapi!"

Saat ini, meski zaman telah modern, banyak orang tua Jepang yang masih memperingati anaknya dengan kata-kata seperti di atas. Secara jelas alasan kenapa kata-kata ini dipakai tidak diketahui. Tapi jika dianalisa, zaman dahulu Jepang berbeda dengan zaman sekarang yang serba canggih, mereka dulu harus bekerja keras agar dapat hidup (terutama setelah pemboman Nagasaki & Hiroshima). Agar anak-anak bersedia membantu orang tua bekerja di ladang, mereka selalu mengatakan "Tabeta ato, sugu yoko ni naruto, ushi ni naru!" (Kalau habis makan langsung rebahan bisa jadi sapi !)


Sedangkan di zaman sekarang kenapa orang tua masih menyampaikan kepercayaan ini pada anak-anaknya ialah karena mereka ingin memperingati bahwa:
" Tidak sopan - sikap buruk, jika setelah makan langsung rebahan"

2. Hinakazari wo hayakushimawanaito, yome ni ikiokureru.

Arti dari kalimat di atas adalah: "Kalau hiasan boneka `hina` tidak segera disimpan, bakalan telat nikah."

Seperti kita ketahui, setiap tanggal 3 bulan Maret Jepang menyelenggarakan perayaan `Hina Matsuri` . Maksud dari perayaan ini adalah sebagai ucapan terima kasih kepada sang pencipta karena telah memberikan anak perempuan. Selain itu tujuan upacara ini adalah meminta keberkahan kesehatan untuk anak mereka yang perempuan.

Pada perayaan Hina Matsuri setiap keluarga yang memiliki anak perempuan, sejak bulan Februari harus memajang boneka `Hina` di ruangan tengah, yang terdiri dari pasangan putri dan pangeran disertai para dayang dan pengawalnya. Pajangan boneka Hina ini, harus segera disimpan atau dirapikan jika telah lewat dari tanggal 3 Maret. Apabila tidak segera dirapikan untuk disimpan, mereka percaya bahwa si anak perempuan tersebut akan telat menikah nantinya.



Jika dilihat dari rata-rata umur menikah orang Jepang saat ini yang berkisar diatas 30 tahunan, mereka percaya salah satu penyebabnya adalah "Hinakazari wo hayakushimawanaito, yome ni ikiokureru" (Kalau hiasan boneka `hina` tidak segera disimpan, bakalan telat nikah)

3. Shitewa ikenai koto


Shitewa ikenai koto artinya sesuatu hal tidak boleh dikerjakan. Dalam kepercayaan Jepang, ada beberapa hal yang tidak boleh dikerjakan seseorang karena mengandung firasat buruk, diantaranya:

- Tidak boleh menyuguhkan makanan dengan jumlah empat (4) buah.
kayak ini kali maksudnya

Angka empat (4) dalam bahasa jepang selain dibaca `Yon` juga dibaca `Shi`. Kata `Shi` sendiri berarti "kematian". Berdasarkan hal tersebut, jika kita menyuguhkan kue dengan jumlah empat, maka seolah kita mengundang kematian. Orang yang memakannya akan segera meninggalkan dunia fana.kalau angka sebenarnya masyarakat jepang juga tidak suka dengan angka 9 karena di jepang 9 dibaca "ku" yang berdekatan dengan kata kurushii atau bahasa indonesianya kesengsaraan.

4. jarang bepergian di bulan Aprilmitos ini masih berhubungan dengan mitos no.3 diatas yaitu berhubungan dengan angka 4 (shi, yang bisa berarti kematian). jadi mereka percaya jika bepergian di bulan april akan mendapat marabahaya di jalan.


5.boneka teru teru bozukalo yang satu ini mungkin udah banyak yang tahu, soalnya setau saya orang indonesia juga banyak yang buat boneka teru teru bozu(termasuk saya sendiri hehe). boneka ini adalah boneka atau bisa dibilang jimat yang biasa dipakai masyarakat jepang untuk menangkal hujan apalagi saat musim hujan dan jika akan bepergian atau akan ada acara lain, biasanya sih kalangan anak-anak atau remaja tapi tak jarang juga orang dewasa memasang boneka ini. caranya cukup mudah, boneka ini cukup digantung di jendela dengan keadaan seperti gambar diatas, dan jika dipasang terbalik maka itu tandanya minta hujan turun

saat menggunakan boneka ini ada "mantranya juga lho", ini dia :

Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure
Itsuka no yume no sora no yō ni
Haretara kin no suzu ageyo

Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure
Watashi no negai wo kiita nara
Amai o-sake wo tanto nomasho

Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure
Moshi mo kumotte naitetara
Sonata no kubi wo chon to kiru zo


translationya

Teru-teru-bozu, teru bozu
buat hari esok menjadi cerah
seperti langit yang ada dimimpi
jika esok cerah akan kuberikan sebuah lonceng emas
--
Teru-teru-bozu, teru bozu
jadikan hari esok cerah
jika kau kabulkan permintaanku
kita akan minum banyak sake
--
Teru-teru-bozu, teru bozu
jadikan hari esok cerah
tapi jika esok mendung dan aku melihatmu menangis
akan kupotong kepalamu


ni tak kasih liat videonya juga




silahkan mencoba :)

0 komentar:

Posting Komentar